A Yakitori Affair

Iran Peringatkan Serangan 'Hukuman', Desak Warga Tel Aviv Mengungsi

 

 

 

Iran Ancam Serangan 'Hukuman' dan Desak Warga Tel Aviv Mengungsi

 

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Abdolrahim Mousavi, mengeluarkan peringatan keras kepada warga Israel, khususnya yang tinggal di Tel Aviv dan Haifa. Dalam pernyataannya yang disiarkan televisi pemerintah pada 18 Juni 2025, Mousavi menyebut bahwa serangan-serangan sebelumnya hanya bersifat pencegahan. Ia menegaskan bahwa "operasi-operasi hukuman" akan segera dilakukan dan mendesak penduduk di wilayah pendudukan tersebut untuk segera mengungsi demi keselamatan mereka. Mousavi juga menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas eskalasi konflik yang terjadi.

 

 

 

Israel Luncurkan Serangan Balasan, Situasi Semakin Memanas

 

Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke berbagai lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan ini menargetkan lebih dari 200 situs strategis di Iran, yang dikenal dengan nama Operasi Rising Lion. Akibat serangan ini, beberapa pejabat tinggi Iran, termasuk komandan Garda Revolusi Islam dan ilmuwan nuklir, dilaporkan tewas. Israel mengklaim bahwa serangan ini merupakan langkah untuk menghentikan program senjata nuklir Iran yang dianggap mengancam keamanan regional.

 

 

Dampak Kemanusiaan dan Reaksi Internasional

 

Konflik yang semakin intens ini menyebabkan ratusan korban jiwa di kedua belah pihak dan memicu krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Di Iran, serangan Israel menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur vital, termasuk sistem perbankan yang terdampak akibat serangan siber. Sementara itu, di Israel, serangan roket Iran menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan cedera, serta menghancurkan sejumlah bangunan di Tel Aviv dan Haifa. Reaksi internasional pun beragam; Presiden AS, Donald Trump, menyerukan penyerahan tanpa syarat dari Iran, sementara negara-negara Eropa dan Timur Tengah mendesak kedua pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut.